Sambung nyawa, selain sebagai herbal juga dapat dikonsumsi sebagai lalapan.

Taksonomi

Nomenklatur sambung nyawa
SpesifikasiIdentifikasi
Kerajaan: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Asterales
Suku: Asteraceae
Marga: Gynura
Jenis: Gynura procumbens (Lour.) Merr.
Di beberapa daerah, mempunyai nama-nama yang berbeda. Misalnya daun dewa, padahal merupakan dua jenis tanaman yang berbeda.

Morfologi

  • Merupakan tumbuhan semak semusim, dengan tinggi dapat mencapai 20 sampai 60 cm.
  • Daun, bisa mencapai 12 cm dengan lebar 7 cm. berwarna hijau, berbentuk bulat telur memanjang, ujung daun runcing, pangkal daun membulat,  (Suharmiati, 2003,  ).  dan tepi daun rata atau agak bergelombang. Kedua permukaan daun berambut halus.
  • Berbatang lunak dengan penampang bulat dan berwama ungu kehijauan.

Kimiawi

Mengandung saponin dan flavonoida (berupa asam klorogenat, asam kafeat, asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat, dan asam vanilat). Bersifat manis, tawar, dingin, dan sedikit toksik. Rasa manis mempunyai sifat menguatkan (tonik) dan menyejukkan. Tawar atau tanpa rasa bersifat sebagai peluruh kencing atau diuretik. Sifat dingin dipakai untuk pengobatan pada sindroma panas(demam), rasa haus, lidah berwarna merah, atau air seni atau air kencing berwama kuning tua. Bersifat sedikit toksik (racun), sehingga pemakaiannya sebaiknya tidak berlebihan.

Farmakologi

  • Antikanker karena benzopirena
  • Mengatasi demam
  • Penurun kadar gula darah
  • Memberikan efek analgesik
  • Mengatasi gangguan peradangan lambung, kanker dan tumor
  • Menurunkan kolesterol (Suharmiati, 2003,  ). 

Konsumsi

  • Daun segar sebagai lalap
  • Direbus

Gambar 3. Biji sambung nyawa

Gambar 4. Tunas sambung nyawa

 

Daftar Pustaka


Suharmiati (2003) . Agromedia Pustaka. Jakarta.

1HCQBIKXZdUfujY-Cz2gfhlMHKa5CWrLl

1x1elmep1qLHmsI1xb1ju2eLy1IF_pGhw


WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!